Friday, December 14, 2018

Tiga curug tetangga dari Curug Ciastana

Lereng dinding Ciastana bagian selatan sangatlah unik yang memanjang dari barat ke timur sejauh 4.km dengan rata-rata ketinggian dindingnya mencapai 45 meter. Kondisi ini berakibat pada banyaknya air sungai yang jatuh sehingga menjadikannya fenomena terjadinya air terjun atau curug.
Terhitung ada 8 curug pada dinding lereng Ciastana, tidak terkecuali tiga curug ini yang sangat berdekatan dengan Curug Ciastana yaitu; Curug Cigaru, Curug Cipetey, dan Curug Citalahab.
Keempat curug tersebut berada pada wilayah dua Kampung administratif (RT) yaitu satu (Curug Cigaru)di wilayah kampung Muaratelu dan yang tiga lagi (Curug Ciatana, Cipetey, dan Citalahab) berada di wilayah kampung Sinarmuda, Desa Bojongkasih, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Jika diukur dengan jarak terjauh antara Curug Cigaru dengan Citahalab sekitar 1.km dengan kondisi medan lapangan yang masih asri kawasan perkampungan sehingga trak tersebut hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Dan solusi terbaik untuk dapat dijadikan Spot peristirahatan yaitu di Rumah Kuncen Ciastana (homestay) Kp. Sinarmuda.

Monday, December 25, 2017

Properti mandi di kolam ke-2 Curug Ciastana "kukumul"

Sesuai dengan peringatan yang dikeluarkan oleh Pengelola Curug Ciastana, bahwa kolam yang pertama Curug Ciastana sangat berbahaya sehingga tidak diperbolehkan untuk mandi di kolam tersebut.
Adapun kolam yang ke-2 Curug Ciastana dengan kedalaman maksimal 2.m diperbolehkan untuk dijadikan tempat mandi atau berenang, itupun bagi mereka yang sudah usia remaja-dewasa dan sudah ahli dalam berenang.
Dalam hal ini, pengelola Curug Ciastana menyediakan karung dari bahan plastik putih sebagai properti yang akan dibuat balon dengan diikat salah satu bagian ujungnya, balon tersebut menjadi ciri khas mandi di kolam ke-2 Curug Ciastana.

Balon plastik yang sedang mengapung dan dikendalikan oleh orang yang berada didalamnya ini disebut "kukumul"


Wednesday, October 11, 2017

Jalan menuju Curug Ciastana dengan Rute dan Peta

Semakin banyaknya pengunjung ke lokasi Curug Ciastana akhir-akhir ini, terdengar masih ada yang ke "sasar" atau salah jalan menuju tujuan. Memang benar adanya, bahkan dalam kejadian seperti itu informasi yang tersedia seperti halnya google maps dalam mengintruksikan rute jalan yang akan ditempuh sering mengarahkan rute terpendek atau seperti jalan tersebut sudah normal untuk dilalui kendaraan, padahal kenyataannya jauh berbeda.

Dan inilah gambaran yang akan dilewati sekaligus petunjuk arah dari perkotaan, mulai dari Sukanagara setelah melewati SPBU Sukanagara dengan tujuan anda adalah menuju pusat kota alun-alun Kecamatan Kadupandak. Maka nanti sebelum sampai ke alun-alun Kadupandak akan anda lalui jalan yang posisinya tebing disebelah kanan dan gunung disebelah kiri dengan medan jalan yang menurun, itulah Gunungwaru yang sebentar lagi akan sampai ke pangkalan ojeg Purut. Dari pangkalan ojeg itulah patokan supaya bisa sampai ke lokasi tujuan Curug Ciastana di Desa Bojongkasih dengan belok ke arah sebelah kanan dan lurus sampai pada tugu batas Desa antara Bojongkasih dengan Sindangsari. Dari tugu itu jarak ke Curug hanya 1 km lagi dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.

Oleh karena itu, untuk dapat sampai ke kawasan Curug Ciastana yang berada di wilayah Kampung Sinarmuda dengan aman dan nyaman tentunya keselamatan yang paling utama, apalagi menggunakan kendaraan bermotor baik motor maupun mobil. Maka inilah rute dan peta menuju lokasi:
peta ini radius 10-15 km dari Curug
Maka anda harus sedikit berputar terlebih dahulu

Dari Pangkalan ojeg PURUT atau wilayah Gunungwaru berjarak 5 km dengan durasi tempuh sekitar 15 menit dengan kendaraan bermotor


Thursday, October 5, 2017

Musim hujan tiba, pengunjung harus ekstra waspada

Akhir bulan September tahun ini menjadi awal musin penghujan di wilayah Cianjur bagian selatan. Hujan dengan intensitas sedang sampai intensitas tinggi mulai terjadi dan mengguyur kawasan wilayah kami.
Tidak terkecuali kawasan bekas perkebunan karet Ciastana yang merupakan hulu sungai dan sumber air resapan yang sebagiannya akan mengalir melewati Curug Ciastana. Puncaknya, setelah terjadi guyuran hujan hampir tiga hari dua malam secara berturut-turut, debit air yang melewati Curug Ciastana melebihi batas normal.

Kondisi seperti ini sering terjadi dan tidaklah lama, biasanya hanya satu atau dua hari saja. Maka kondisi air curug akan menyusut dan jika intensitas hujan sudah mulai kembali normal atau sedang, tentu debit air yang melewati curug Ciastanapun mulai berkurang.
Biasanya pada kondisi musim hujan yang normal, debit air Curug Ciastana akan seperti ini.


Oleh karena itu, bagi pengunjung yang akan berkunjung ke lokasi Curug Ciastana di musim hujan seperti ini haruslah lebih berhati-hati dan ekstra waspada. Memang aman jika hanya untuk berkunjung, melihat dan mengamati lokasinya saja. Akan tetapi akan sangat berbahaya jika pengunjung mamaksakan diri untuk mandi atau "guyang" pada lewi/kolam Curug Ciastanya.

Monday, August 28, 2017

Kuncen Ciastana buka cerita

Seorang warga asli pribumi yang lahir pada tahun 1984 ini sebenarnya tidak ada niat untuk menjadi seorang "Kuncen", tetapi karena situasi dan kondisi yang memaksanya untuk beralih nama panggilan dan itupun saran dari seorang temannya dalam akun Facebooknya.
Nama asli kuncen ciastana adalah Asep Taufiq Rahman.,SE yaitu putra bungsu dari Bapak Abidin, seorang tokoh masyarakat yang telah membuka kampung dan memberi nama "Sinarmuda" dan beliau sudah Almarhum sejak tahun 1999.
Setelah lulus jenjang SLTP tahun 1999, kuncen merantau ke daerah perkotaan untuk menempuh jenjang pendidikan sambil "masantren" sampai selesai kuliah S.1 manajemen di UNPAK Bogor tahun 2008.
Kemudian di tahun 2010 mulailah Kuncen "mukim" untuk menetap tinggal di Kampung halamannya dengan niat dan tujuan ingin meneruskan dan memajukan patilasan dari orangtuanya.
Pada awal masa mukimnya, kuncen mendapati informasi yang datang dalam mimpinya, katanya ; "kampung sinarmuda nanti akan terbangun oleh ciastana".
Lantas informasi itu tidak langsung dia terima, bahkan yang terpikirkan adalah "masa iya ciastana dapat membangun lembur". Dan sekarang di tahun 2017 ini baru dapat dimengerti dari informasi itu. Mungkin dengan adanya potensi wisata alam yang alami terutama Curug Ciastana yang ada di Sinarmuda, jika bisa diberdayakan terutama dipelihara dan dijaga, maka besar kemungkinan Kampung Sinarmuda ini akan terbangun diberbagai bidang, baik pisiknya berupa sarana dan prasarana maupun psikisnya yaitu kesejahteraan warga masyarakat.
Insya ALLAH,. amiiin

Saturday, August 19, 2017

Touring sambil bertanding

Sabtu, 19 Agustus 2017 Kuncen Ciastana kedatangan pengunjung yaitu sejumlah karyawan dari PT Doulton Kab. Tangerang yang akan berkunjungan ke Curug Ciastana.
Akan tetapi, pada kunjungan kali ini agak sedikit berbeda, karena disela-sela kunjungannya mereka ingin mengadakan pertandingan sepak bola persahabatan terlebih dahulu dengan Club sepak bola Desa Bojongkasih.
Maka, sebelum meluncur ke Lokasi Curug Ciastana diadakanlah "sparing partner" antara Doulton FC dengan Bokas FC.




Friday, June 30, 2017

Lebih dari 1000 orang mengisi libur I'dil Fitri ke Curug

Libur lebaran i'dil fitri kali ini sangatlah berbeda, Curug Ciastana setiap harinya dipadati pengunjung, diperkirakan lebih dari 250 orang setiap harinya para pengunjung yang datang silih berganti untuk mengunjungi lokasi Curug Ciastana mulai dari H+1 sampai dengan H+5.
Terlebih banyaknya warga yang mudik dengan kerabat-barayanya dari kota yang memanfaatkan kesempatan liburan kali ini dengan berkunjung ke lokasi curug ciastana dan ingin melihat serta merasakan nuansa alamnya secara langsung.
Apalagi pengelola kawasan curug masih menggratiskan biaya masuk dan hanya menyediakan Kotak Infaq Pengunjung, sehingga antusias warga sangatlah besar untuk bisa membawa keluarganya berkunjung ke lokasi.